Kamis, 08 November 2012

Hanya Allah yang tau


Gelap malam yang begitu kelam menyelimuti bumi kecil untuk terus menyebut asma-Nya seiring deras hujan dan kilatan petir yang menyambar. Angin malam berhembus menusuk sukma, menggetarkan raga, dan membuat suasana semakin mencekam. Aku tatap deras hujan melalui jendela kamar kos. Tetes air mata mulai berjatuhan seakan mengikuti alur sang hujan. Hati ini tak setenang kemarin, hati ini tak senyaman pagi tadi. Salah apa? Sembari aku memikirkan semua kesalahan, datanglah sebuah prasangka. Seketika ku temukan jawaban dari ketidaktenangan ini kegelisahan yang menyelimuti hati. Astaghfirullah, prasangka yang membuat aku seperti ini. Awalnya aku merasa biasa saja, tapi dengan seiring berjalannya waktu aku merasa kalah dan menyerah. Padahal perjuangan itu sudah setengah perjalanan dan bahkan mungkin hampir di ujung titik ‘finish’. Ya, harapan finish yang indah, indah pada waktunya itu yang aku nanti. Mencoba mendinginkan kepala dan hati yang bergejolak. Perlahan hati semakin tenang, istighfar sebuah kunci untuk slalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Maka ku temukan energi yang luar biasa dari Allah. Belajar  setiap dzikir untuk mengingat-Nya dan di setiap sujud untuk menghambakan diri ini pada-Nya. Maka setiap doa akan terjawab, setiap usaha akan tampak hasilnya dan kebaikan akan ada imbalannya.

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kebakhilan dan sifat pengecut. Dan aku berlindung kepada-Mu dari jerat utang dan ketertindasan.”(Hadits riwayat Abu Dawud).”

“KITA MAMPU BERTAHAN DENGAN USAHA DAN HARAPAN DALAM DOA YANG TERPANJAT PADA-NYA.”

0 Comments:

Post a Comment